Tuesday, December 5, 2017

Tutur Kata Dari Si Tua


Tutur Kata Dari Si Tua


http://deasycious.blogspot.co.id/2013/10/keluarga-harta-terbaik-di-masa-tua.html


oleh:
Rezky Bagus Pambudiarso, S.Pd.
larezza125@gmail.com || SMAN 1 Karangtengah

    Wahai pemuda,
Dengarkanlah segala tutur nan akan diriku kata
Tutur kata si tua nan telah renta
Si renta yang tak kan bisa berbuat apa

Wahai pemuda,
Mungkin dirimu kan berlebih tenaga
Tenaga untuk berbuat semua
Sehingga terenggut sudah semua yang ada di dunia

Wahai pemuda,
Mungkin juga dirimu telah berlebih akal
Jutaan akal yang kan engkau jadikan bekal
Sehingga tak takut dirimu akan terjungkal

Wahai engkau sang pemuda,
Segala mandiri nan engkau ciptakan
Pastilah kan hancur hingga berantakan
Dikala dirimu tak kan lagi berpunya teman

Wahai engkau sang pemuda,
Sadarkah engkau arti sebuah teman
Teman bukanlah sebuah peran
Yang kan kau tinggal dikala tak kau butuhkan

Wahai engkau sang pemuda,
Sadarkah engkau akan semua yang terulah
Segala ulang nan akan dianggap salah
Yang diri ini harap engkau akan berubah

Wahai engkau si pemuda,
Tolong dengar beribu ucap dari si tua renta
Yang kan mungkin bagimu takkan bermakna
Dikala engkau kan masih merasa digdaya

Wahai engkau si pemuda,
Segala kata nan terucap dari si tua renta
Kan hanya untuk menjadikan dirimu merdeka
Merdekalah engkau dari dosa nan menganga

Wahai engkau si pemuda,
Di akhir kata si tua nan renta
Diri ini kan hanya bisa tuk berdoa
Semoga engkau kan berjaya tuk segalanya
                                                                                                

Pentingnya Kita Mempelajari Himpunan Matematika



Pentingnya Kita Mempelajari Himpunan Matematika?


oleh:
Rezky Bagus Pambudiarso, S.Pd.
larezza125@gmail.com ||  SMAN 1 Karangtengah

Himpunan merupakan kumpulan benda-benda atau objek-objek yang didefinisikan dengan jelas. Didefinisikan dengan jelas dimaksudkan agar orang dapat membedakan mana yang merupakan himpunan dan mana yang bukan. Benda-benda atau objek yang berada di dalam himpunan disebut elemen atau anggota himpunan.
        
Himpunan selanjutnya dinyatakan dengan huruf besar. Sedangkan anggota dari himpunan dinyatakan dengan huruf kecil. Dan himpunan dapat digambarkan dalam suatu diagram venn.
        
Untuk mengetahui anggota dari suatu himpunan, maka dibutuhkan cara guna menyatakan himpunan. Adapun cara untuk menyatakan himpunan tersebut antara lain dengan cara mendaftar atau tabulasi, dengan menyebutkan syarat-syarat himpunan tersebut, dan dengan notasi pembentuk himpunan.
        
Selanjutnya himpunan dapat dikategorikan menjadi beberapa antara lain himpunan kosong, himpunan berhingga dan tak berhingga, himpunan bagian, himpunan bagian sejati, himpunan yang ekivalen, dan himpunan kuasa.
        
Sama seperti ilmu matematika yang lain, dalam himpunan juga terdapat operasi himpunan. Adapun operasi himpunan yang dapat dilakukan dalam himpunan antara lain irisan dua himpunan, gabungan dua himpunan, selisih dua himpunan, dan perkalian dua himpunan.
        
Dari penjelasan singkat tersebut, kita menjadi tahu sedikit tentang himpunan. Lalu, apa kegunaan himpunan dalam kehidupan sehari-hari? apa yang dapat kita peroleh dari mempelajari himpunan. Berikut adalah sedikit analisis yang dapat saya berikan berkaitan dengan manfaat mempelajari himpunan matematika.
        
Dijelaskan bahwa himpunan merupakan kumpulan benda-benda atau objek yang didefinisikan dengan jelas. Hal ini berarti bahwa segala sesuatu yang memiliki anggota berpeluang menjadi himpunan asalkan kumpulan tersebut dapat didefinisikan dengan jelas. Begitu pula dengan manusia, kumpulan dari orang juga berpeluang untuk menjadi suatu himpunan(kelompok). Namun kumpulan orang tersebut hanya dapat dikatakan sebagai suatu himpunan(kelompok)  jika mereka dapat didefinisikan dengan jelas. Maksudnya adalah kumpulan orang tersebut haruslah memiliki tujuan yang  jelas secara objektif sehingga seseorang dapat membedakan apakah kumpulan orang tersebut merupakan suatu himpunan(kelompok) atau bukan.
        
Selanjutnya, telah dipaparkan bahwa anggota dari himpunan adalah elemen atau anggota himpunan. ketika kita mengimpikasikan hal tersebut dalam kehidupan, maka diperoleh bahwa dalam suatu kelompok atau himpunan pastilah terdapat yang namanya anggota yang membangun anggota tersebut. Berapapun jumlahnya, mereka disebut sebagai himpunan ataupun kelompok.
        
Himpunan dinyatakan dengan huruf besar dan anggotanya dinyatakan dengan huruf kecil. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam suatu himpunan (kelompok), pastilah tersusun atas orang-orang yang berasal dari latar belakang yang berbeda. Namun ketika mereka bersatu, maka akan menjadi suatu himpunan ataupun kelompok yang kuat.
        
Kemudian himpunan dapat dikategorikan menjadi berbagai macam himpunan. Hal itu mengindikasikan bahwa dalam kehidupan, himpunan atau kelompok manusia juga dapat digolongkan menjadi berbagai macam sesuai dengan tujuan mereka. Sehingga di dunia ini terdapat banyak kelompok atau himpunan.
       
 Dalam himpunan terdapat operasi himpunan, itu menunjukkan bahwa dalam suatu kelompok terjadi interaksi antara satu anggota dengan anggota yang lain. Tidak hanya dalam satu kelompok(himpunan), dalam beberapa kelompok atau himpunan juga sering terjadi interaksi tersebut. Interaksi yang terjadi ini bisa interaksi positif maupun interaksi negatif. Sehingga akan memberikan pengaruh pada himpunan atau kelompok tersebut.
        
Dari analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa ketika kita mempelajari dan memahami himpunan matematika, secara tidak langsung kita juga telah belajar tentang dasar dari suatu hubungan manusia dalam berkelompok atau berorganisasi. Sehingga sangatlah penting bagi kita untuk mempelajari himpunan matematika agar kita menjadi kritis dalam menentukkan kelompok atau oraganisasi yang bagaimana yang akan kita pilih dan bagaimana kita berinteraksi dalam kelompok atau organisasi tersebut.

Monday, December 4, 2017

Pentingnya Menjadi Guru Matematika yang Efektif



Pentingnya Menjadi Guru Matematika yang Efektif




Rezky Bagus P dan Alfian Nur Aziz
Larezza125@gmail.com

Abstrak
Matematika merupakan ilmu yang berguna dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, setiap peserta didik harus menguasai mata pelajaran matematika. namun realita menunjukkan bahwa penguasaan matematika peserta didik sangat rendah dan faktor penting yang menyababkan rendahnya penguasaan matematika karena kurang efektifnya guru matematika dalam melakukan pembelajaran matematika. padahal menjadi guru matematika yang efektif merupakan hal yang penting. Dengan adanya kondisi tersebut, diperlukan suatu strategi dalam menjagi guru matematika yang efektif. Dalam menjadi seorang guru matematika yang efektif, seorang guru harus memiliki karakteristik tertentu. Selain itu, guru matematika tersebut juga harus memahami dan menerapkan prinsip – prinsip matematika sekolah. Selanjutnya, agar menjadi seorang guru matematika yang efektif, guru harus memiliki suatu strategi pembelajaran matematika, yaitu melalui inovasi pembelajaran matematika.

Kata Kunci: Guru matematika yang efektif, karakteristik guru matematika efektif, prinsip matematika sekolah, strategi pembelajaran matematika, model jigsaw


PENDAHULUAN
Menurut NRC (dalam Fadjar Shadiq, 2011), matematika merupakan kunci bagi setiap peluang. Masih menurut NRC, bagi seorang peserta didik keberhasilan mempelajari matematika akan  membuka  pintu  karir  yang  cemerlang.  Bagi warganegara,  matematika  akan  menunjang  pengambilan  keputusan  yang tepat. Bagi  suatu  negara,  matematika  akan  menyiapkan  warganya  untuk bersaing  dan  berkompetisi  di  bidang  ekonomi  dan  teknologi.

Hal itu membuktikan bahwa mata pelajaran matematika penting untuk dikuasai oleh semua peserta didik. Hal ini bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan dalam berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan dalam bekerjasama.(dalam Istrsins, 2013)

Namun dewasa ini, realita menunjukkan bahwa lulusan dari berbagai jenjang persekolahan di Indonesia dalam mata pelajaran matematika masih rendah. Kenyataan tersebut dibuktikan dengan pencapaian nilai Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) peserta didik Indonesia untuk bidang matematika dan  sains yang tergolong masih rendah. Hasil tes TIMSS yang dilakukan International Association for the Evaluation of Educational Achievement Study Center Boston College menempatkan Indonesia pada peringkat 38 dengan skor 386 dari 42 negara untuk penguasaan matematika dan peringkat 40 dengan skor 406 dari 42 negara.( dalam “Prestasi Sains dan Matematika Indonesia Menurun”, 2012). Dengan adanya hal tersebut mengindikasikan bahwa pembelajaran matematika yang ada di sekolah masih sangat buruk.

Menurut Wono Setyabudi, Dosen Matematika di Institut Teknologi Bandung (ITB), kelemahan utama buruknya pembelajaran matematika di sekolah karena kualitas guru matematika yang rendah. Hal ini dapat dilihat dari pembelajaran matematika di Indonesia yang masih menekankan pada menghafal rumus – rumus dan menghitung. Selain itu, guru masih bersifat otoriter dengan keyakinan pada rumus – rumus atau pengetahuan matematika yang sudah ada. Sehingga peserta didik hanya memperoleh sedikit ilmu dan kurang dapat mengembangkan kemampuan mereka. Hal itu menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan guru matematika kurang efektif. Dari hal tersebut, muncul suatu pertanyaan yaitu “ Pentingkah menjadi guru matematika yang efektif?”

Menurut Kolb(dalam Gunawan, 2011), Seorang guru yang efektif dalam memberdayakan peserta didiknya dalam belajar adalah seorang motivator, pakar, dan sekaligus pelatih, serta tahu kapan ia harus membiarkan peserta didiknya belajar sendiri. Selain itu, menurut Cruickshank, Bainer dan Metcalf (dalam Ancilla Martuti, 2011), guru yang efektif adalah guru yang setidaknya memiliki karakteristik, yaitu memiliki kepribadian yang memotivasi, berorientasi pada keberhasilan, dan memiliki sikap profesional. Sehingga dapat disimpulkan bahwa seorang guru yang efektif adalah seorang guru profesioanal yang berorientasi pada keberhasilan yang mampu menjadi motivator, pakar, dan pelatih serta tahu kapan ia harus membiarkan peserta didiknya belajar sendiri guna mencapai tujuan.

Menjadi seorang guru matematika yang efektif merupakan hal yang penting. Hal ini karena dengan kemampuannya, seorang guru matematika yang efektif akan dengan mudah memerahkan atau menghijaukan peserta didiknya. Hal ini karena guru mampu menentukan proses pembelajaran yang tepat guna mencapai pembelajaran yang efektif. Sehingga munculah masalah baru, yaitu bagaimana cara menjadi guru matematika yang efektif.

Berikut akan dijelaskan secara singkat cara – cara agar menjadi guru matematika yang efektif. Dengan adanya penjelasan tersebut, diharapkan guru matematika dapat melakukan pembelajaran secara efektif guna mencapai tujuan pembelajaran.

ISI
1.        Karakteristik Guru Matematika Efektif
Sebagai guru yang efektif, menurut Glenda Anthony and Margaret Walshaw (2009), guru matematika harus memiliki karakteristik, yaitu mampu memberikan perhatian pada seluruh peserta didik, mampu memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk menyampaikan ide baik secara individu maupun kelompok, mampu merencanakan pembelajaran matematika berdasarkan pengalaman peserta didik, mampu memfasilitasi terjadinya dialog kelas yang terfokus pada tercapainya argumentasi matematis, mampu menggunakan bahasa matematis dalam menjelaskan sifat tertentu dan mengkomunikasikannya dengan tujuan agar peserta didik memahaminya, mampu menggunakan berbagai penilaian praktek, memahami bahwa tugas terpilih dan contoh – contoh yang diberikan berpengaruh terhadap minat peserta didik dalam mengamati, mengembangkan, menggunakan, dan membuat penilaian terhadapnya, mendukung peserta didik dalam membuat suatu hubungan, diantara berbagai cara berbeda dalam penyelesaian masalah, diantara berbagai topik, dan diantara berbagai ilmu matematika serta pengalaman sehari – hari, berhati – hati dalam memilih media dan alat peraga matematika.

Untuk karakteristik bahwa guru matematika harus mampu memberikan perhatian pada seluruh peserta didik, guru matematika harus benar – benar peduli terhadap peserta didik mereka. Dalam hal ini guru berusaha membangun keterkaitan guna menciptakan ruang bagi peserta didik dalam mengembangkan identitas dan keahlian matematis mereka. Selain itu, guru akan berusaha untuk membuat setiap peserta didik merasa dilibatkan dengan cara menghormati dan menghargai berbagai ilmu matematika dan kebudayaan yang mereka bawa di dalam kelas. Kemudian, seorang guru matematika dikatakan efektif jika dipastikan bahwa setiap peserta didik mendapat kesempatan yang sama dalam mengkomunikasikan ilmu matematika. Misalnya, guru meminta peserta didik memberikan tanggapan terhadap permasalahan yang tidak dapat diselesaikan dalam kelompok.

Untuk karakteristik bahwa guru matematika harus mampu memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk menyampaikan ide baik secara individu maupun kelompok, Hal penting bagi seorang guru adalah memberi kesempatan peserta didik untuk menyusun apa yang mereka butuhkan. Dalam hal ini, terkadang peserta didik membutuhkan waktu lebih untuk berpikir dan menyelesaikan masalah dimana terkadang dalam kegiatan tersebut, pemikiran dalam penyelesaian masalah antara satu peserta didik dengan peserta didik yang lain dapat bertentangan. Meskipun begitu, terkadang antara satu peserta didik dengan peserta didik yang lain dapat saling bertukar pengetahuan berkaitan dengan masalah yang dibahas. Kegiatan tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan diskusi kelompok. Dalam hal ini guru berperan memfasilitasi peserta didik dalam menyampaikan ide melalui penyampaian secara perseorangan atau diskusi kelompok.

Untuk karakteristik bahwa guru matematika harus mampu merencanakan pembelajaran matematika berdasarkan pengalaman peserta didik, dalam perencanaan pembelajaran, guru matematika yang efektif akan memposisikan pengetahuan dan ketertarikan peserta didik sebagai pusat dari pembuatan tujuan instruksional guru. Hal itu dapat dilakukan dengan cara untuk peserta didik dengan pencapaian rendah, guru dapat mencari cara untuk mengurangi kompleksitas tugas tanpa harus kembali mengulang dan membuat repot dan tanpa mengorbankan kegiatan pembelajaran matematika (Houssart, 2002). Dalam rangka meningkatkan level tugas agar lebih menantang, guru yang efektif memberikan permasalahan dalam penemuan solusi, menghapus beberapa informasi, memerlukan penggunaan alat peraga tertentu, atau adanya suatu hal yang bersifat umum (Sullivan, Mousley, & Zevenbergen, 2006).

Untuk karakteristik bahwa guru matematika harus mampu memfasilitasi terjadinya dialog kelas yang terfokus pada tercapainya argumentasi matematis, cara mengajar yang dilakukan guru dalam bentuk komunikasi secara matematis menuntut seorang guru agar terampil dalam bekerja pada bagian yang dimiliki. Dalam hal ini, peserta didik harus diajarkan bagaimana cara mengartikulasikan penjelasan matematika mereka dan bagaimana cara membenarkan penyelesaian yang mereka lakukan. Selain itu, guru juga dapat menggunakan teknik pernyataan kembali, pengulangan, atau memperluas pembicaraan peserta didik.

Untuk karakteristik bahwa guru matematika harus mampu menggunakan bahasa matematis dalam menjelaskan sifat tertentu dan mengkomunikasikannya dengan tujuan agar peserta didik memahaminya, ketika peserta didik berusaha memahami ide-ide matematika, mereka membutuhkan suatu pemahaman tentang bahasa matematika yang digunakan di dalam kelas. Tugas utama guru adalah mendorong penggunaan, serta memberikan pemahaman tertentu sesuai dengan istilah matematika yang biasa digunakan di dalam kelas. Selain itu, bahasa matematika yang bersifat konvensional perlu dimodelkan dan digunakan sehingga penggunaan bahasa matematika dapat diwariskan dari seorang guru kepada peserta didiknya.

Untuk karakteristik bahwa guru matematika harus mampu menggunakan berbagai penilaian praktek, dalam melakukan suatu penilaian, guru matematika akan menggunakan berbagai jenis penilaian yang ada, baik formal maupun informal. Hal ini bertujuan agar guru dapat memantau kemajuan belajar peserta didik, melakukan pendiagnosaan pembelajaran, dan menentukan apa tindakan yang harus dilakukan pasca pendiagnosaan. Sehingga guru mampu memunculkan kemampuan berpikir peserta didik dan mampu mendukung setiap pembelajaran yang dilakukan peserta didik.

Untuk karakteristik bahwa guru matematika harus mampu memahami bahwa tugas terpilih dan contoh – contoh yang diberikan berpengaruh terhadap minat peserta didik dalam mengamati, mengembangkan, menggunakan, dan membuat penilaian terhadapnya, guru matematika yang efektif akan memperhatikan apakah tugas yang diberikan kepada peserta didik benar – benar membantu dalam memajukan pemahaman kualitatif mereka. Selain itu, guru tersebut akan memperhatikan apakah tugas yang diberikan tersebut mampu membuat peserta didik berpikir secara matematis dengan tingkatan yang tinggi atau tidak. Dengan pemberian berbagai tugas dan pembelajaran terhadap pengalaman yang mungkin dilakukan oleh peserta didik berkaitan dengan pemikiran asli mereka terhadap konsep dan hubungan matematika, guru membantu peserta didik untuk mengembangkan cara-cara mahir dalam melakukan , dan belajar tentang matematika ( Ainley , Pratt , & Hansen , 2006) .

Untuk karakteristik bahwa guru matematika harus mampu mendukung peserta didik dalam membuat suatu hubungan, diantara berbagai cara berbeda dalam penyelesaian masalah, diantara berbagai topik, dan diantara berbagai ilmu matematika serta pengalaman sehari – hari, peserta didik perlu mengembangkan pemahaman tentang bagaimana konsep atau keterampilan terkait dalam berbagai cara dengan ide-ide matematika lainnya (Askew, Brown, Rhodes, Johnson, & Wiliam, 1997). Guru yang efektif mendukung peserta didik untuk membuat suatu hubungan dengan memberikan mereka kesempatan untuk terlibat dalam tugas-tugas kompleks dan dengan menetapkan harapan bahwa mereka memberikan penjelasan terkait strategi pemikiran dan penyelesaian mereka dan mereka mendengarkan pendapat orang lain (Anghileri, 2006).

Untuk karakteristik bahwa guru matematika harus berhati – hati dalam memilih media dan alat peraga matematika, guru yang efektif akan menggambarkan berbagai representasi dan alat untuk mendukung pengembangan matematika peserta didik. Alat untuk mendukung dan memperluas penalaran matematika dan terinterpretasi dalam berbagai bentuk termasuk sistem bilangan itu sendiri, simbol aljabar, grafik, diagram, model, persamaan, notasi, gambar, analogi, metafora, cerita, buku pelajaran, dan teknologi. Guru memiliki peran penting dalam memastikan bahwa alat-alat tersebut digunakan secara efektif untuk mendukung peserta didik dalam mengorganisir penalaran matematika mereka dan mendukung mereka dalam membuat keputusan (Blanton & Kaput, 2005). penyediaan akses bagi peserta didik dalam melakukan representasi membantu peserta didik dalam mengembangkan fleksibilitas konseptual dan komputasi. Penggunaan model yang tepat, peserta didik dapat memikirkan masalah, atau ide-ide yang diuji.

2.        Prinsip – Prinsip Matematika Sekolah
Selain karakteristik di atas, guru matematika yang efektif adalah guru yang melakukan pembelajaran matematika secara efektif. Menurut NCTA (2000) pembelajaran matematika yang efektif merupakan pembelajaran yang membutuhkan pengetahuan dan pemahaman tentang ilmu matematika, peserta didik sebagai pembelajar,  dan strategi paedagogis. Agar dapat melaksanakan pembelajaran matematika yang efektif, guru matematika harus berpedomaan pada prinsip – prinsip matematika sekolah (principles for school mathematics), yaitu 1) kestaraan(equity), 2) kurikulum(curriculum), 3) pembelajaran(teaching), 4) pembelajaran(learning), 5) penilaian(assesment), 6) tekhnologi(technology).

Dalam prinsip kesetaraan, keunggulan yang ada pada pendidikan matematika membutuhkan suatu kesetaraan, harapan yang tinggi dan dukungan yang kuat bagi setiap peserta didik. (NCTM, 2000, hal. 12). Selain itu, guna mencapai suatu kesetaran, dibutuhkan akomodasi yang berbeda – beda guna membantu setiap orang dalam belajar matematika (NCTM, 2000, hal. 13).

Dalam kurikulum,  bahwa harus disusun kurikulum yang tidak hanya sekumpulan aktifitas tetapi  harus koheren, difokuskan pada matematika yang penting dan berkaitan  secara jelas antar tingkatan. (NCTM, 2000, hal. 14).  

Prinsip pembelajaran, menekankan bahwa tugas guru adalah mendorong peserta didik untuk berpikir, bertanya, menyelesaikan masalah,  mendiskusikan ide-ide, strateg dan hasil penyelesaian  masalah dari peserta didik. (NCTM, 2000, hal. 16).

Prinsip  belajar menekankan bahwa peserta didik harus belajar  matematika  dengan  pemahaman atau penalaran, secara aktif membangun pengetahuan baru dari pengalaman dan  pengetahuan sebelumnya. (NCTM, 2000, hal. 20).  Belajar matematika tidak hanya berkaitan dengan  keterampilan berhitung, tetapi perlu kecakapan berpikir dan bernalar secara matematis dalam menyelesaikan soal-soal baru dan mempelajari ide - ide baru  yang akan dihadapi di masa yang akan datang.

Prinsip penilaian, menjelaskan bahwa penilaian harus dilakukan secara terus menerus untuk memperoleh gambaran kemajuan belajar peserta didik, untuk mendorong belajar peserta didik, dan untuk memperbaiki proses pembelajaran. (NCTM, 2000, hal. 22).  

Prinsip teknologi, menjelaskan bahwa teknologi penting untuk pembelajaran matematika karena memungkinkan untuk  melakukan  eksplorasi  lebih  luas  da memperbaiki penyajian ide-ide matematika. (NCTM, 2000, hal. 24).
 
3.        Strategi Menjadi Guru Matematika yang Efektif
Tindakan seorang guru efektif harus diambil guna mengoptimalkan pembelajaran yang dilakukan peserta didik. Salah satu tindakan yang dapat dilakukan antara lain melakukan inovasi dalam pelaksanaan proses belajar mengajar matematika (Kristin L. McGraner, et all., 2011). Dengan kata lain, dalam melakukan pembelajaran harus bersifat inovatif dan berdasarkan pada pendekatan saintifik.

Adapun contoh model pembelajaran inovatif adalah Jigsaw. (Cucu Siti, 2013). Menurut Arends, model jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aronson dan teman-teman di Universitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan teman-teman di Universitas John Hopkins (dalam Suhadi Mukhan, 2013). Tujuan diciptakannya tipe model pembelajaran kooperatif Jigsaw ini adalah untuk meningkatkan rasa tanggungjawab peserta didik terhadap pembelajaran yang dilakukannya dan pembelajaran yang dilakukan anggota kelompoknya. Mereka diminta mempelajari materi yang akan menjadi tanggungjawabnya, setelah itu, ia juga harus mengajarkan materi itu kepada anggota kelompoknya yang lain.

Dalam hal ini, model  pembelajaran ini dikembangkan dari teori belajar konstruktivisme yang lahir dari gagasan Piaget dan Vygotsky. Piaget dan Vygotsky mengemukakan tentang adanya hakikat sosial dari sebuah proses belajar  dan  juga  mengemukakan  tentang  penggunaan kelompok-kelompok belajar dengan kemapuan anggota-anggotanya  yang  beragam  sehingga  terjadi  perubahan konseptual. Piaget menekankan  bahwa  belajar  adalah  sebuah  proses  aktif  dan pengetahuan  disususn  dalam  pemikiran  siswa.  Oleh  karena  itu,  belajar  adalah tindakan kreatif di mana konsep dan kesan dibentuk dengan memikirkan objek dan peristiwa serta berraksi dengan objek dan peristiwa tersebut. Sehingga berkaitan  dengan  karya  Vygotsky  dan  penjelasan  Piaget,  para  konstruktivis menekankan  pentinya  interaksi  dengan  teman    sebaya  melalui  pembentukan kelompok  belajar,  siswa  diberikan  kesempatan  secara  aktif  untuk  mengungkapkan sesuatu yang dipikirkan kepada temannya, Hal itu akan membantunya  untuk melihat sesuatu dengan jelas , bahkan melihat ketidaksesuaian  pandangan mareka sendiri.

Menurut Yatim Riyanto(dalam Natalia Indon et all.,2012), langkah – langkah model koperatif tipe jigsaw sebagai berikut: 1) siswa dikelompokkan menjadi 4 anggota tim, 2) tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda, 3) tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan, 4) anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/subbab yang sama bertemu dalam kelompok baru(kelompok ahli) untuk mengamati dan saling menanya, serta mendiskusikan subbab mereka, 5) setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengkomunikasikan kepada teman satu tim mereka tentang subbab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh – sungguh dan apabila tidak bisa maka bertanya, 6) tiap tim ahli mengkomunikasikan hasil diskusi, 7) guru memberi evaluasi berkaitan dengan pembelajaran, 8) penutup.

PENUTUP    
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa menjadi seorang guru matematika yang efektif merupakan suatu hal yang sangat penting. Hal ini karena dengan kemampuannya, seorang guru matematika yang efektif akan dengan mudah memerahkan atau menghijaukan peserta didiknya. Hal ini berarti pembelajaran matematika dapat dilakukan secara efektif. Dengan adanya pembelajaran matematika yang efektif, tujuan pembelajaran matematika, yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan dalam berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan dalam bekerjasama, dapat tercapai dengan baik. Sehingga matematika akan memberikan manfaat secara optimal dalam kehidupan.

Untuk menjadi seorang guru matematika yang efektif, ada beberapa karakteristik yang harus dimiliki oleh guru matematika. Selain itu guru tersebut harus benar – benar memahami prinsip dari matematika sekolah dan mengaplikasikannya dalam pembelajaran matematika. Selain hal – hal tersebut, untuk menjadi seorang guru matematika yang efektif haruslah ada strategi tertentu, guru harus melakukan inovasi dalam pelaksanaan proses belajar mengajar matematika.
         
Dari kesimpulan tersebut, adapun saran yang dapat kami berikan antara lain untuk mahasiswa pendidikan matematika, haruslah memahami bagaimana cara menjadi guru matematika yang efektif. Hal itu dapat dilakukan melalui pembelajaran secara teoritis maupun pengamatan di lapangan. Untuk guru matematika, dalam melakukan pembelajaran, guru harus mengajarkan matematika secara efektif. Hal ini dapat ditempuh melalui berbagai cara, salah satunya dengan melakukan inovasi dalam pembelajaran matematika. Dengan adanya inovasi dalam pembelajaran matematika, pembelajaran matematika akan menjadi lebih baik dan tujuan matematika dapat tercapai dengan baik pula.



DAFTAR PUSTAKA

Anthony, Glenda and Margaret Walshaw. 2009. Characteristics of Effective Teaching of Mathematics : A view from the West. The Journal of Mathematics Education (Vol.2, No.2, pp.147-164).
Indon, N., J.H. Matsum., & Warneri. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa. Pontianak: FKIP Universitas Tanjungpura
McGraner, Kristin L, Amanda VanderHeyden and Lynn Holdheide. 2011. Preparation of Effective Teachers in Mathematics.
National Council of Teachers of Mathematics. 2000. Principles and Standards for School Mathematics.   United State: Nasional Council of Teachers of Mathematics, Inc.
Shadiq, Fajar. 2011. Peran Penting Guru Matematika dalam Mencerdaskan Siswanya.
Sukonsih, Cucu Siti. 2012. Optimalisasi Kegiatan Pembelajaran Sebagai Cerminan Guru Profesional. Sukoharjo: FKIP Universitas Veteran Bangun Nusantara


.