Monday, April 23, 2018

TEKNIK DASAR PEMBUATAN FILM

TEKNIK DASAR PEMBUATAN FILM


Sumber Gambar : https://cdns.klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2015/11/24/628179/670x335/investor-amerika-minati-bisnis-pembuatan-film-dan-bioskop-indonesia.jpg

oleh:
Rezky Bagus Pambudiarso, S.Pd.
Larezza125@gmail.com || SMAN 1 Karangtengah


Saat kita menonton film “Comic 8: Casino Kings” karya Anggy Umbara, pastilah kita dibuat tertawa terpingkal-pingkal oleh adegan-adegan yang disuguhkan dalam film tersebut. Namun, pernahkah kita berpikir bagaimana cara para film maker membuat film sedemikian rupa sehingga dapat membuat penonton merespon seperti itu.

Untuk membuat film dengan kualitas yang bagus, tentunya seorang film maker harus menguasi teknik pembuatan film dengan baik. Teknik-teknik tersebut selanjutnya mereka terapkan secara maksimal dalam pembuatan film sehingga didapati film yang berkualitas. Selain penguasaan teknik, pengalaman dalam membuat film juga mempengaruhi baik buruknya kualitas film yang dibuat. Semakin sering seorang film maker membuat film, maka semakin banyak pengalaman yang dimiliki sehingga kemampuan membuat filmnya pun terasah. Dengan adanya kondisi yang demikian, tentunya si film maker itu mampu membuat film dengan kualitas yang baik.

Lalu, apakah kita yang orang awam tidak bisa membuat film dengan baik? Tentu bisa. Dengan belajar teknik-teknik pembuatan film dan berlatih, tentunya kita dapat menjadi seorang film maker yang handal. Untuk mencapai hal tersebut, hal pertama yang harus kita pelajari adalah teknik-teknik dasar dalam pembuatan film. Berikut akan disajikan secara singkat tentang dasar-dasar dalam pembuatan film.

1.    Menentukan ide cerita

Hal pertama yang harus dilakukan ketika kita ingin membuat film adalah menentukan ide cerita. Ide ini diperlukan untuk membangun kerangka cerita dari film yang akan kita buat. Namun sebelum hal itu dilakukan, ada baiknya jika kita menentukan genre yang ingin diangkat. Setelah genre ditentukan, barulah ide itu bisa ditentukan. Dalam membuat ide cerita, kita sebaiknya berusaha untuk menciptakan ide-ide baru yang tidak pasaran. Akan tetapi, jika kita memang menghendaki cerita yang sudah umum, sangatlah penting agar kita melakukan pengemasan seunik mungkin. Dengan demikian, banyak orang yang akan memberikan respon positif pada film kita.

2.    Menentukan sasaran penonton

Setelah ide dan tema ditentukan, langkah selanjutnya yang dapat dilakukan adalah menentukan sasaran siapa penonton yang ingin dituju. Banyak sasaran penonton yang dapat dituju antara lain anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua. Tujuan ditentukannya sasaran penonton adalah untuk menentukan segmentasi penonton yang akan mempermudah dalam membuat alur cerita yang menarik. Alur cerita yang menarik nantinya akan menjadikan penonton lebih betah dalam menyaksikan film yang kita buat. Dengan demikian, banyak orang yang akan memberikan respon positif pada film kita itu.

3.    Membuat sinopsis film

Ide dan sasaran penonton yang sudah didapati, kemudian dikembangkan dalam sebuah sinopsis film. Sinopsis ini harus ada dalam sebuah film. Hal ini bertujuan agar film yang kita buat menjadi lebih jelas alur ceritanya. Selain hal itu, dengan adanya sinopsis film kita lebih mudah dalam merencanakan scenario yang akan dibuat. Sinopsis film hendaknya ditulis secara ringkas, padat, jelas, dan tepat sasaran dengan konflik yang jelas serta endingnya yang dapat memberikan kejutan bagi penonton. 

4.    Menulis skenario

Setelah membuat sinopsis, langkah berikutnya yang dapat dilakukan adalah menulis skenario. Skenario adalah rencana lakon suatu film yang berupa adegan demi adegan yang tertulis secara terperinci. Skenario dapat ditulis sendiri atau oleh orang lain yang lebih kompeten untuk menulisnya. Skenario haruslah ditulis secara detil dan rinci baik itu dalam hal dialog, scane dimana adegan diambil, ekspresi dan gerak-gerak para pemain, serta penjelasan di lokasi mana mereka akan mengambil gambar. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar hasil film yang dibuat maksimal.

5.    Menyiapkan alat-alat teknis

Salah satu komponen yang harus disiapkan jika kita ingin membuat film adalah alat-alatnya. Tanpa alat-alat yang memadahi, tentunya film tidak dapat dibuat secara maksimal. Untuk kelengkapan alat, pastinya dibutuhkan kru yang harus menyiapkan hal-hal tersebut diantaranya yang harus disiapkan adalah story board yang berfungsi sebagai alat perencanaan dalam menggambarkan urutan kejadian yang berupa kumpulan gambar dalam sketsa sederhana). Selain hal itu, kelengkapan yang harus disiapkan kru kerja antara lain lampu, kamera, setting, property, kostum, make up, dll. Semua itu wajib dipersiapkan dalam pembuatan film guna mendukung maksimalnya hasil yang didapat. Dengan maksimalnya hasil pembuatan tersebut, maka penonton akan suka terhadap film kita.

6.    Menentukan budget

Setelah menentukan alat-alat teknis yang dibutuhkan; menentukan pemain yang diinginkan; menentukan tempat pembuatan film, maka kita harus merencanakan anggaran yang dibutuhkan agar tidak melebihi budget yang sudah ditentukan. Hal ini perlu dilakukan karena terkadang kita dalam menggunakan anggaran tersebut melebihi batas. Semisal anggaran itu melebihi budget, maka kita bisa menyiasati dengan menyewa, entah itu menyewa kostum, property, atau alat sehingga biaya yang kita keluarkan tidak terlampau membengkak.

7.    Melakukan syuting dan editing

Setelah semua hal termasuk peralatan sudah siap dan izin untuk melakukan pembuatan film sudah turun, hal selanjutnya yang dilakukan adalah melakukan syuting. Proses syuting dilakukan berdasarkan pada skenario yang sudah disiapkan di awal. Proses syuting dapat dilakukan berkali-kali namun kita wajib memperhatikan budget yang kita miliki. Jangan sampai pengeluaran itu terlalu besar. Selanjutnya setelah proses syuting selesai dilakukan, kegiatan yang dilakukan setelah itu adalah proses editing. Dalam proses ini, editor melakukan berbagai pengeditan hasil syuting tadi sehingga didapati hasil yang maksimal sehingga enak untuk ditonton.

8.    Melakukan review dan revisi

Setelah melalui tahap editing bukan berarti film yang kita buat sudah siap untuk ditayangkan. Perlu adanya proses review terhadap film yang kita buat tadi. Kegiatan review dilakukan untuk mengetahui apakah film yang kita buat sudah sesuai atau belum dengan skenario; apakah scane yang kita buat sudah baik belum. Jika scane yang kita buat kurang sesuai atau cacat, maka perlu dilakukan revisi. Proses revisi itu bisa dalam bentuk pembuangan atau penggantian scane dengan yang baru. Hal ini perlu dilakukan untuk membuat hasil film yang kita buat maksimal dan layak untuk disaksikan oleh semua penonton yang ada sesuai dengan sasaran kita.

9.    Membuat promosi

Film yang kita buat belum dikatakan berhasil apabila tidak disaksikan oleh banyak orang. Untuk itu, perlu adanya promosi agar banyak orang yang tahu dan tertarik untuk menyaksikan film tersebut. Banyak cara yang bisa ditempuh untuk mempromosikan film kita diantaranya melalui webstite, blog, twitter, facebook, poster, trailer, dan media-media yang lain. Melalui media-media tersebut, diharapkan banyak orang yang tertarik dan akhirnya menyaksikan film yang kita buat ini.

10.      Memasukkan dalam DVD

Setelah seluruh proses persiapan, pembuatan, dan revisi selesai. Kita bisa memasukkan film tersebut ke dalam DVD dan kita gandakan. Adapun tujuan dilakukannya hal itu adalah sebagai arsip pribadi ataupun untuk keperluan promosi sehingga banyak orang yang tertarik untuk menyaksikan film yang telah kita buat itu.

Demikian di atas adalah teknik-teknik dasar yang dapat kita lakukan apabila kita ingin membuat sebuah film. Namun, untuk lebih jelasnya apabila kita ingin mendalami teknik-teknik tersebut, kita dapat mempelajarinya di kampus-kampus yang menyediakan jurusan perfilman. Salah satu kampus yang menyediakan jurusan perfilman adalah SAE Institute Jakarta. Di SAE Institute Jakarta, kita dapat memperdalam pemahaman dan keterampilan kita dalam membuat film sehingga kita mampu menjadi seorang film maker yang handal dan profesional.

Apabila kalian berminat dan tertarik dalam pembuatan film, silahkan bergabung dan mendaftar di SAE Institut Jakarta dengan cara mengklik link di bawah ini.


Semoga informasi di atas bermanfaat bagi semua dan sukses selalu dunia perfilman Indonesia!








AYO BELAJAR MEMPRODUKSI FILM PENDEK!

AYO BELAJAR
MEMPRODUKSI FILM PENDEK!

Sumber Gambar : https://metropolisjapan.com/wp-content/uploads/2018/01/DSCF2214_Compressed.jpg

oleh:
Rezky Bagus Pambudiarso, S.Pd.
Larezza125@gmail.com || SMAN 1 Karangtengah


Short film atau yang lebih dikenal sebagai film pendek adalah hasil karya seni yang dibuat dalam bentuk film dengan durasi antara 50-60 menit. Di beberapa negara seperti Jerman, Australia, Kanada, Amerika Serikat, dan juga Indonesia, film-film pendek ini dijadikan sebagai laboratorium ekserimen dan batu loncatan bagi para film maker sebelum mereka memproduksi film panjang. Biasanya film pendek juga dibuat oleh para mahasiswa jurusan film atau orang-orang yang memang menyukai dunia film dan ingin melatih kemampuan meraka dalam produksi film yang baik. Meskipun demikian, ada juga orang-orang yang memang menggeluti dunia perfilman pendek. Umumnya mereka yang melakukan hal tersebut, nantinya hasil produksi film pendek tersebut akan dipasok ke rumah-rumah produksi atau saluran televise yang nantinya akan menayangkan film pendek tersebut.

Banyak alasan mengapa seseorang melakukan produksi film pendek. Selain sebagai laboratorium eksperimen dan batu loncatan seperti yang disampaikan di atas, ada alasan-alasan lain mengapa seseorang membuat film pendek. Alasan-alasan tersebut antara lain:
a.        Sebagai wadah dalam mengeksplore ide-ide yang dimiliki;
b.        Untuk mengasah kemampuan dan keterampilan dalam memproduksi film;
c.        Untuk memberikan edukasi kepada masyarakat;
d.        Untuk menyampaikan suatu ide gagasan kita kepada masyarakat luas;
e.        Untuk memberikan hiburan kepada masyarakat;
f.          Untuk kepuasan pribadi karena berhasil membuat film pendek.

Dengan banyaknya manfaat dan alasan seseorang memproduksi film pendek, sudah semestinya apabila kita tahu bagaimana langkah-langkah sederhanda dalam pemroduksian film pendek. Sebenarnya, pemroduksian film pendek jauh lebih rumit dibandingkan film panjang. Hal ini dikarenakan kita harus menyampaikan ide gagasan kita hanya dalam waktu 50-60 detik saja. Dengan demikian, sangatlah penting bagi kita untuk memahami langkah-langkah dalam memproduksi film pendek. Berikut ini akan dijelaskan 10 langkah-langkah dalam memproduksi film pendek secara sederhana.

1.    Melakukan riset awal

Ketika kita hendak memproduksi film pendek, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah riset awal. Riset awal dapat dilakukan dengan banyak cara. Jika memang kita serius dalam membuat film ini, maka riset awal harus dilakukan secara detail. Namun, jika kita menghendaki film pendek yang sederhana, maka riset awal dapat dilakukan melalui browsing di internet atau bertanya kepada teman atau orang yang sudah mengalaminya. Dalam riset tersebut, kita melakukan pencatatan data-data dimana data ini nanti digunakan pada langkah-langkah berikutnya.

2.    Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan

Dalam memproduksi film pendek, peralatan merupakan bagian penting yang berguna untuk mendukung berjalannya produksi film pendek. Adapun peralatan yang perlu disiapkan adalah handycam atau berbagai kamera video beserta baterai dan chargernya. Selain hal tersebut, peralatan lain yang wajib disiapkan adalah microfon tambahan dan kabel ekstensinya, tripod, dan kaset-kaset kosong beserta cadangannya.

3.    Melakukan riset lapangan

Setelah dilakukannya riset awal dan kita telah sampai di tempat tujuan pengambilan film. Hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah mengadakan riset lebih dalam terhadap risat awal tadi. Hal ini bertujuan untuk menyamakan data yang didapat dari riset awal dengan kondisi di lapangan. Banyak hal yang dapat kita lakukan saat melakukan riset di lapangan. Contohnya adalah bercengkrama dan berusaha akrab dengan masyarakat sekitar dimana kita akan membuat film pendek itu.

4.    Membuat alur cerita secara kasar

Setelah kita melakukan riset di lapangan, biasanya kita akan mendapatkan ide-ide baru yang lebih menarik dan spesifik jika dibandingkan dengan ide awal yang sudah kita rancang. Dari ide-ide tersebut, selanjutnya kita buat dalam bentuk alur cerita yang kasar. Dari alur cerita kasar yang dibuat, tentunya kita dapat mengetahui bagaimana jalan cerita film tersebut secara keseluruhan. Sehingga kita dapat menentukan berbagai komponen yang dibutuhkan dalam film pendek tersebut.

5.    Membuat sinopsis cerita

Dari alur cerita kasar yang sudah kita buat, langkah selanjutnya adalah membuat cerita singkat tentang seperti apa film yang kita buat ini. Dari cerita singkat atau sinopsis tersebut, kita dapat menentukan siapa saja yang kita butuhkan; siapa saja yang perlu kita wawancarai; membuat daftar gambar-gambar  yang dibutuhkan di luar kegiatan wawancara tersebut yang berguna untuk mendukung pembuatan film pendek ini.

6.    Melakukan syuting atau pengambilan gambar

Setelah kita melakukan riset, baik itu riset awal maupun riset lapangan; setelah kita membuat alur cerita secara kasar; setelah kita membuat sinopsis cerita, hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah melakukan syuting atau pengambilan gambar. Syuting atau pengambilan gambar merupakan kegiatan inti dalam produksi film pendek. Hal ini karena baik tidaknya kualitas film tergantung pada bagaimana pengambilan gambar itu dilakukan. Untuk itu siapkan segala keperluan terkait pengambilan gambar dengan baik.

7.    Membuat alur cerita final

Setelah kita melakukan pengambilan gambar, ada baiknya jika kita melakukan pengecekan antara hasil rekaman dengan data-data yang sudah kita dapatkan tadi. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah hasil gambar yang kita buat sudah sesuai atau belum; apakah hasil gambar tersebut perlu diubah atau tidak; apakah hasil gambar tersebut perlu dikembangkan atau tidak. Jika memang hasil rekaman perlu dirubah atau dikembangkan, maka kita perbaiki dan buat terlebih dahulu sinopsis baru dengan berdasarkan pada hasil rekaman yang sudah dicek. Setelah selesai melakukan revisi, barulah sinopsis final bisa digunakan sebagai pedoman untuk melakukan editing film.

8.    Mengedit film

Editing film dilakukan dengan cara menggerakan dan menata hasil-hasil rekaman yang sudah kita pilih menjadi suatu rekaman gambar baru yang lebih baik dengan berdasar pada sinopsis final yang sudah kita buat sebelumnya. Editing film dalam film pendek dilakukan untuk menjadikan hasil rekaman yang kita ambil tadi menjadi lebih menarik dan lebih enak untuk disaksikan. Agar film tampak menarik, hindari berbagai kegiatan atau wawancara yang terkesan panjang dan membosankan. Dengan demikian, diharapkan penonton film pendek merasa tertarik untuk menyaksikan film ini.

9.    Memberikan musik latar atau “soundtrack”

Untuk semakin menghidupkan suasana yang ada dalam film, ada baiknya jika film pendek yang kita buat, ditambahkan musik latar atau biasa disebut “soundtrack”. Namun dalam penambahannya, jangan sembarangan dalam memakai musik latar. Apalagi jika musik yang kita pakai adalah music orang lain. Usahakan musik yang dipakai adalah musik buatan sendiri atau kita meminta tolong teman yang pandai dalam membuat musik untuk membuatkan musik yang nantinya akan dipakai dalam film pendek kita.

10.      Melakukan koreksi warna atau “color correction”

Dalam melakukan pengkoreksian warna, hal yang bisa kita lakukan adalah memasukkan opening title (Pilih judul yang kekinian tetapi menggambarkan keseluruhan film) dan credit title dengan pemilihan warna yang tepat. Selain hal tersebut, kita juga perlu melakukan mixing suara agar diperoleh hasil yang maksimal. Setelah semua selesai, jadikan DVD agar semua orang dapat menyaksikan film pendek yang sudah kita buat.

Demikian di atas adalah beberapa hal yang dapat kita pelajari terkait Short Film Production. Apabila kalian ingin belajar lebih dalam terkait hal tersebut, salah satu kampus yang penulis rekomendasikan adalah SAE Institute Jakarta. Di sana, kalian akan diajarkan banyak hal tentang bagaimana cara memproduksi film dengan baik dan professional.

Apabila kalian berminat dan tertarik, silahkan bergabung dan mendaftar di SAE Institut Jakarta dengan cara mengklik link di bawah ini.


Semoga informasi di atas bermanfaat bagi semua dan sukses selalu dunia perfilman Indonesia!





MENGAPA EDITING VIDEO PERLU DILAKUKAN DALAM PRODUKSI FILM?

MENGAPA EDITING VIDEO PERLU DILAKUKAN
DALAM PRODUKSI FILM?

Sumber Gambar : https://cdns.klimg.com/resized/670x335/p/headline/sinopsis-dunkirk-2017-kisah-nyata-penye-0c2edf.jpg

oleh:
Rezky Bagus Pambudiarso, S.Pd.
Larezza125@gmail.com || SMAN 1 Karangtengah

Pernahkah kalian menonton film “Dunkirk”? Apa yang kalian pikirkan ketika kalian menonton film tersebut. Tahukah kalian jika film Dunkirk memenangkan Piala Oscars 2018 untuk kategori editing film terbaik dan berhasil mengalahkan film “Baby Driver”, “I, Tonya”, “The Shape of Water”, dan “Three Billboards Outside Ebbing, Missouri”. Sebagai editor dari film Dunkirk, Lee Smith tentunya bahagia dan bangga atas prestasi yang didapatinya itu. Ia berhasil mengalahkan editor-editor film lain dan berhasil menjadi yang terbaik dalam ajang Piala Oscars 2018 tersebut.

Untuk menjadi seorang editor film yang baik, Lee Smith pastinya memiliki kemampuan editing video yang handal. Editing video adalah proses yang dilakukan untuk menggerakan dan menata video shot/ hasil rekaman gambar menjadi suatu rekaman gambar baru yang lebih baik dan menarik sehingga lebih enak untuk disaksikan. Secara umum, kegiatan editing video dilakukan pasca kegiatan produksi. Adapun alasan mengapa perlu dilakukannya kegiatan ini adalah:

1.    Memindahkan klip video yang tak dikehendaki

Dalam proses produksi film, pasti tidak semua gambar yang diambil sesuai dengan keinginan kita. Tentunya akan ada gambar yang cacat atau kurang menarik jika diletakan pada suatu posisi. Untuk itu perlu dilakukan editing video berupa pemindahan klip video dalam bentuk pengaturan dan pengurutan potongan-potongan gambar agar didapati berbagai gambar yang menarik dan enak dilihat. Selain hal tersebut, pemindahan itu juga bisa dalam bentuk pemotongan klip video yang sekiranya dianggap cacat sehingga didapati kualitas film yang baik dan akan diterima oleh penonton. Hal yang demikian ini dalam proses pasca produksi dilakukan oleh seorang editor film.

2.    Memilih gambar dan klip yang terbaik

Dalam kegiatan produksi film, pastinya banyak gambar yang akan diambil. Namun, tidak semua gambar itu akan digunakan. Salah satu tugas editor terkait editing video adalah memilih gambar yang selanjutnya dikelompokkan dalam kategori terpakai (OK) dan yang tidak (NG = Not Good). Setelah dikelompokkan dan dipilih gambar-gambar yang akan dipakai, selanjutnya gambar-gambar itu ditata sedemikian sehingga menjadi suatu rekaman gambar baru yang lebih baik dan menarik untuk disaksikan oleh penonton. Kegiatan yang demikian ini adalah tanggung jawab dari seorang editor film.

3.    Menciptakan Arus

Kegiatan editing video pada sebuah film bertujuan untuk menciptakan arus. Hal ini berarti melalui serangkaian proses yang terdapat dalam editing video, seorang editor berusaha untuk memperjelas alur cerita yang ada di dalam film tersebut. Dengan semakin jelas alur dan maksud cerita yang ada, film tersebut semakin mudah untuk dipahami oleh penonton dan tidak menjadikan penontonnya bingung ketika menyaksikan film tersebut. Kegiatan yang demikian ini dilakukan oleh seorang editor film dalam kegiatan pasca produksi sebuah film.

4.    Menambahkan efek , grafik, musik, dll.

Setelah dilakukannya pemilihan gambar dan klip serta penataan gambar-gambar sehingga menjadi rekaman baru. Kegiatan video editing selanjutnya adalah dalam bentuk penambahan efek, grafik, dan juga penambahan musik pada rekaman tersebut. Dengan adanya penambahan-penambahan tersebut, maka akan semakin menghidupkan atmosfir suasana yang ada di dalam film tersebut; semakin menjadikan adegan-adegan yang ada dalam film lebih dramatis, sehingga penonton menjadi lebih tertarik dalam menyaksikan film yang ada. Kegiatan yang demikian ini menjadi tanggung jawab seorang editor film dalam kegiatan pasca produksi sebuah film.

5.    Memberikan sudut yang menarik bagi hasil rekaman

Pelaksanaan editing video oleh seorang editor dalam pembuatan film bertujuan untuk memberikan sudut yang menarik bagi hasil rekaman. Dalam hal ini, editing video dilakukan untuk mendukung suatu sudut pandang tertentu dalam penceritaan di film. Dengan demikian, diharapkan pesan yang ada dalam film dapat tersampaikan dengan baik. Hal yang demikian ini bisa dilakukan jika editor film memiliki kompetensi yang bagus dalam editing video.

Dari penjelasan di atas, maka editing video memiliki peranan yang sangat vital dalam dunia perfilman. Untuk mendapatkan film yang baik, seorang editor film harus memiliki kemampuan editing video yang mumpuni. Hal ini karena baik buruknya film juga dipengaruhi oleh kualitas editing videonya. Salah satu kampus yang dapat menjadi tujuan belajar editing video adalah SAE Institute Jakarta. Di SAE Institut Jakarta, kita akan diajarkan materi editing video yang nantinya berguna di dunia perfilman, khususnya perfilman Indonesia.

Apabila kalian berminat dan tertarik, silahkan bergabung dan mendaftar di SAE Institut Jakarta dengan cara mengklik link di bawah ini.


Semoga informasi di atas bermanfaat bagi semua dan sukses selalu dunia perfilman Indonesia!

Thursday, April 19, 2018

MENJADI SEORANG SINEMATOGRAFER, MENGAPA TIDAK?

MENJADI SEORANG SINEMATOGRAFER,
MENGAPA TIDAK?

Sumber Gambar : http://www.muvila.com/foto/film/pejuang-wanita-di-balik-layar-lebar-indonesia-150417e-page7.html

oleh:
Rezky Bagus Pambudiarso, S.Pd.
Larezza125@gmail.com || SMAN 1 Karangtengah

Bagi banyak orang, mungkin kata “sinematografi” sangat asing di telinga. Namun, tidak bagi mereka yang berkecimpung di dunia perfilman. Kata sinematografi pastinya sangat familiar dan sering mereka dengar. Secara harfiah, sinematografi berasal dari kata Cinematho atau phytos yang berarti cahaya dan graphie atau graph yang berari tulisan atau gambar. Dari hal tersebut, maka sinematografi dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang membahas tentang teknik penangkapan gambar dan sekaligus menggabung-gabungkan gambar tersebut sehingga menjadi rangkaian gambar yang memiliki kemampuan untuk menyampaikan ide atau cerita.

Salah satu produk dari sinematografi adalah film. Film sendiri dapat didefinisikan sebagai lapisan-lapisan cairan selulosa atau biasa dikenal dengan seluloid oleh para sineas. Dalam memproduksi film, senimatografi memiliki peranan yang sangat penting. Pentingnya peranan ini dikarenakan sinematografi mampu menjadikan film menjadi lebih menarik. Selain hal itu, baiknya sinematografi juga akan berdampak pada terciptanya atmosfir yang membawa penonton masuk ke dalam cerita di film. Namun, untuk mewujudkan semua itu diperlukan teknik-teknik tertentu dimana teknik itu tidak hanya mengandalkan sudut pengambilan, ukuran gambar, gerakan kamera dan objek, tetapi juga unsur-unsur lain seperti cahaya, properti, dan lingkungan karena dapat menghasilkan kesan dramatis.

Adapun orang yang bertanggung jawab terhadap semua aspek visual dari pembuatan film atau dengan kata lain memiliki kompetensi dalam sinematografi disebut sebagai sinematografer. Sinematografer adalah kepaqla bagian departemen kamera, departemen pencahayaan dan Grip Departement. Sinematografer sering disebut juga sebagai Director of Photography atau disingkat DoP. DoP memiliki beberapa tugas yaitu sebagai berikut.

Pada Tahap Praproduksi antara lain:
1.      Menganalisa skenario dan membahas bersama sutradara dan penata artistik;
2.      Bersama sutradara dan penata artistik menetapkan lokasi shooting;
3.      Bersama sutradara, penata artistik dan departemen produksi, mengecek dan melihat ulang hasil hunting (interior/eksterior). Merencanakan letak kamera dan pencahayaan di lokasi. Kemudian membuat floorplan;
4.      Menjabarkan konsep visual dalam pencapaian look dan mood (mencakup warna, pencahayaan, karakter visual, komposisi yang juga menghasilkan gerak) agar lebih baik;
5.       Melakukan uji coba peralatan dan bahan baku dengan uji coba filter, make up, kostum, properti dan warna set.

Pada Tahap Produksi antara lain:
1.      Memberikan pengarahan yang tegas kepada personil kamera sesuai dengan design yang sudah dibuat;
2.      Pada saat sutradara mengarahkan aktornya, sinematografer menyiapkan sudut pengambilan gambar, komposisi sesuai dengan blocking sutradara;
3.      Memeriksa laporan kamera (camera report) dan continuity lighting log;
4.      Memberikan petunjuk kepada pihak laboratorium/studio pasca produksi (film) mengenai processing negative (pencucian dengan bahan kimia) dan pencetakan rush copy/release copy (color grading);
5.       Ikut serta memeriksa hasil release copy untuk koreksi kualitas.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka seorang sinematografer memiliki peranan yang sangat penting dalam dunia perfilman. Tanpa seorang sinematografer, sebuah film tidak akan terproduksi dengan baik. Untuk menjadi seorang sinematografer yang handal, maka kita harus bisa menguasai ilmu sinematografi dengan baik. Perlu tempat belajar yang baik agar ilmu yang didapat berkualitas. Salah satu kampus tempat belajar sinematografi di Indonesia adalah SAE Institut Jakarta. Di SAE Institut Jakarta, kita akan diajarkan materi sinematografi yang nantinya berguna di dunia perfilman, khususnya perfilman Indonesia.

Apabila kalian berminat dan tertarik untuk menjadi seorang sinematografer, silahkan bergabung dan mendaftar di SAE Institut Jakarta dengan cara mengklik link di bawah ini.


Semoga informasi di atas bermanfaat bagi semua dan sukses selalu dunia perfilman Indonesia!

4 KAMPUS DENGAN JURUSAN PERFILMAN TERBAIK DI INDONESIA

4 KAMPUS DENGAN JURUSAN PERFILMAN
TERBAIK DI INDONESIA

Sumber Gambar : https://pbs.twimg.com/media/BxFKpnVCQAA8znQ.jpg

oleh:
Rezky Bagus Pambudiarso, S.Pd.
Larezza125@gmail.com || SMAN 1 Karangtengah

Dewasa ini, dunia perfilman di Indonesia sedang naik daun. Banyak film karya anak bangsa yang sudah mendunia. Kita pasti mengenal film “The Raid 2” karya Gareth Evans, “Comic 8: Casino Kings” karya Anggy Umbara, “A Copy of My Mind” karya Joko Anwar, dan “Single” karya Raditya Dika. Semua film tersebut adalah film-film yang populer di IMDB Amerika Serikat. Pastilah kita sangat bangga akan prestasi yang dicapai itu. Namun, apakah kita hanya akan bangga saja dengan terus menonton film-film itu ataukah kita akan ikut berpartisipasi sebagai pembuatan film itu. Apabila kita diberikan pilihan seperti itu, pastilah kita akan memilih pilihan kedua yaitu ikut berpartisipasi dalam pembuatan film itu dan ikut memajukan dunia perfilman Indonesia. Lalu, bagaimana cara kita untuk ikut berpartisipasi? Salah satu cara untuk dapat berpartisipasi tentunya kita harus mahir dan handal dalam pembuatan film tersebut.

Untuk menjadi seorang yang handal dalam dunia perfilman, baik itu sebagai penulis naskah, sutradara film, pemain film, editor film, ataupun pengisi suara, kita pasti membutuhkan tempat pelatihan yang baik dan berkualitan. Berikut penulis rekomendasikan beberapa kampus sekolah perfilman yang penulis anggap terbaik di Indonesia.

1.    Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Salah satu kampus yang dapat dipilih jika kita ingin mahir dalam dunia perfilman adalah Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Kampus ini menyediakan Program Studi Televisi dan Film. Dalam program studi tersebut, kita akan dicetak menjadi lulusan yang mahir dalam dunia perfilman dengan memiliki kompetensi utama berupa manajemen produksi televisi, penulisan naskah, pengarahan acara, tata artistik, tata foto elektronik, dan editing elektronik. Adapun mata kulian yang menjadi unggulan dari ISI Yogyakarta adalah Kerja Profesi yang memberikan kesempatan kepada mahasiswanya untuk terjun langsung di dunia kerja dalam rangka meningkatkan kreativitas dan pengalaman mereka. Hal inilah yang menjadikan penulis merekomendasikan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta sebagai salah satu kampus tujuan bagi kalian yang ingin mahir dalam dunia perfilman.

2.    Universitas Bina Nusantara

Universitas Bina Nusantara merupakan salah satu tujuan yang bisa dipilih agar kita mahir dalam pembuatan film karena adanya Program Studi Film yang disediakan oleh Universitas ini. Dalam prodi tersebut, mahasiswa akan diajarkan bagaimana cara untuk menerapkan pengetahuan serta keterampilan pembuatan film mereka agar sesuai dengan standar industry perfilman yang ada. Selain hal tersebut, mahasiswa juga diajarkan bagaimana cara untuk menganalisis dan menulis naskah yang baik dan teliti agar memenuhi syarat yang ada. Hal itulah yang menjadikan Universitas Bina Nusantara dapat dijadikan pilihan dalam menjadikan diri kita mahir dalam dunia perfilman.  

3.    International Design School

International Design School (IDS) adalah salah satu kampus yang dapat dijadikan sebagai pilihan bagi kalian yang berminat dalam dunia perfilman. Di IDS, kalian akan menempuh masa kuliah dalam waktu yang sangat singkat yaitu 1 tahun. Dalam masa kuliah tersebut, mata kuliah yang diajarkan adalah mata kuliah yang bertumpu pada proyek film yang dikerjakan secara nyata. Selain hal itu, mahasiswa yang belajar di IDS juga akan mendapatkan kesempatan magang di berbagai proyek film. Dengan demikian, kemampuan dan keterampilan mereka dalam dunia perfilman akan semakin terasah. Hal inilah yang menjadikan penulis menjadikan International Design School (IDS) sebagai salah satu tujuan kalian apabila kalian berminat di dunia perfilman.

4.    SAE Institute Jakarta

SAE Institut Jakarta merupakan salah satu kampus yang menjadi rekomendasi penulis jika kalian berminat dan ingin mahir dalam dunia perfilman. SAE Institute Jakarta memberikan pilihan program antara lain Digital Film Making dan Film Production. Pada program Digital Film Making, mahasiswa akan belajar bagaimana cara untuk menggabungkan antara keterampilan pemroduksian film mereka dengan pengetahuan akademis yang dipelajarinya. Adapun keterampilan yang akan dipelajari dalam program ini adalah Camera Techniques, Production Techniques, Cinematography, Visual Effects, Production Design, Screen Design, Storytelling, Post Production, Screen Writing, Project Management, Industry Knowledge. Sedangkan untuk program Film Production, mahasiswa akan belajar berbagai hal terkait produksi film seperti produksi video berbasis komputer dan teknik kamera. Selain hal itu, mahasiswa juga akan belajar berbagai materi terkait produksi film yang selanjutnya diterapkan secara kreatif dalam proses produksi itu sendiri. Adapun keterampilan yang akan pelajari dalam program ini adalah Director, Executive Producer, Production Executive, Editor, Industry Professional Manager, Producer, Line Producer, Film Marketing Executive, Lighting Operator, Cinematographer, Visual FX, dsb. Dari dua program tersebut, jelas banyak keterampilan yang dapat dikuasai dan sangat penting dalam dunia perfilman. Dari hal tersebutlah, penulis sangat merekomendasikan SAE Instituite Jakarta sebagai kampus pilihan bagi yang berminat dalam dunia perfilman.

Dari uraian di atas, maka salah satu kampus yang bisa kita jadikan referensi apabila berminat dalam dunia perfilman adalah SAE Institut Jakarta. Apabila kalian berminat dan tertarik. Segera daftarkan diri kalian dengan mengklik link di bawah ini.


Semoga informasi di atas bermanfaat bagi semua dan sukses selalu dunia perfilman Indonesia!