TEKNIK DASAR
PEMBUATAN FILM
Sumber Gambar : https://cdns.klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2015/11/24/628179/670x335/investor-amerika-minati-bisnis-pembuatan-film-dan-bioskop-indonesia.jpg |
oleh:
Rezky Bagus Pambudiarso, S.Pd.
Saat
kita menonton film “Comic 8: Casino Kings” karya Anggy Umbara, pastilah kita
dibuat tertawa terpingkal-pingkal oleh adegan-adegan yang disuguhkan dalam film
tersebut. Namun, pernahkah kita berpikir bagaimana cara para film maker membuat
film sedemikian rupa sehingga dapat membuat penonton merespon seperti itu.
Untuk
membuat film dengan kualitas yang bagus, tentunya seorang film maker harus
menguasi teknik pembuatan film dengan baik. Teknik-teknik tersebut selanjutnya
mereka terapkan secara maksimal dalam pembuatan film sehingga didapati film
yang berkualitas. Selain penguasaan teknik, pengalaman dalam membuat film juga
mempengaruhi baik buruknya kualitas film yang dibuat. Semakin sering seorang
film maker membuat film, maka semakin banyak pengalaman yang dimiliki sehingga
kemampuan membuat filmnya pun terasah. Dengan adanya kondisi yang demikian,
tentunya si film maker itu mampu membuat film dengan kualitas yang baik.
Lalu,
apakah kita yang orang awam tidak bisa membuat film dengan baik? Tentu bisa.
Dengan belajar teknik-teknik pembuatan film dan berlatih, tentunya kita dapat
menjadi seorang film maker yang handal. Untuk mencapai hal tersebut, hal
pertama yang harus kita pelajari adalah teknik-teknik dasar dalam pembuatan
film. Berikut akan disajikan secara singkat tentang dasar-dasar dalam pembuatan
film.
1.
Menentukan
ide cerita
Hal
pertama yang harus dilakukan ketika kita ingin membuat film adalah menentukan
ide cerita. Ide ini diperlukan untuk membangun kerangka cerita dari film yang
akan kita buat. Namun sebelum hal itu dilakukan, ada baiknya jika kita
menentukan genre yang ingin diangkat. Setelah genre ditentukan, barulah ide itu
bisa ditentukan. Dalam membuat ide cerita, kita sebaiknya berusaha untuk
menciptakan ide-ide baru yang tidak pasaran. Akan tetapi, jika kita memang
menghendaki cerita yang sudah umum, sangatlah penting agar kita melakukan
pengemasan seunik mungkin. Dengan demikian, banyak orang yang akan memberikan
respon positif pada film kita.
2.
Menentukan
sasaran penonton
Setelah
ide dan tema ditentukan, langkah selanjutnya yang dapat dilakukan adalah
menentukan sasaran siapa penonton yang ingin dituju. Banyak sasaran penonton
yang dapat dituju antara lain anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua. Tujuan
ditentukannya sasaran penonton adalah untuk menentukan segmentasi penonton yang
akan mempermudah dalam membuat alur cerita yang menarik. Alur cerita yang
menarik nantinya akan menjadikan penonton lebih betah dalam menyaksikan film
yang kita buat. Dengan
demikian, banyak orang yang akan memberikan respon positif pada film kita
itu.
3.
Membuat
sinopsis film
Ide
dan sasaran penonton yang sudah didapati, kemudian dikembangkan dalam sebuah
sinopsis film. Sinopsis ini harus ada dalam sebuah film. Hal ini bertujuan agar
film yang kita buat menjadi lebih jelas alur ceritanya. Selain hal itu, dengan
adanya sinopsis film kita lebih mudah dalam merencanakan scenario yang akan
dibuat. Sinopsis film hendaknya ditulis secara ringkas, padat, jelas, dan tepat
sasaran dengan konflik yang jelas serta endingnya yang dapat memberikan kejutan
bagi penonton.
4.
Menulis
skenario
Setelah
membuat sinopsis, langkah berikutnya yang dapat dilakukan adalah menulis
skenario. Skenario adalah rencana lakon suatu film yang berupa adegan demi
adegan yang tertulis secara terperinci. Skenario dapat ditulis sendiri atau
oleh orang lain yang lebih kompeten untuk menulisnya. Skenario haruslah ditulis
secara detil dan rinci baik itu dalam hal dialog, scane dimana adegan diambil,
ekspresi dan gerak-gerak para pemain, serta penjelasan di lokasi mana mereka
akan mengambil gambar. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar hasil film yang
dibuat maksimal.
5.
Menyiapkan
alat-alat teknis
Salah
satu komponen yang harus disiapkan jika kita ingin membuat film adalah
alat-alatnya. Tanpa alat-alat yang memadahi, tentunya film tidak dapat dibuat
secara maksimal. Untuk kelengkapan alat, pastinya dibutuhkan kru yang harus
menyiapkan hal-hal tersebut diantaranya yang harus disiapkan adalah story board
yang berfungsi sebagai alat perencanaan dalam menggambarkan urutan kejadian
yang berupa kumpulan gambar dalam sketsa sederhana). Selain hal itu,
kelengkapan yang harus disiapkan kru kerja antara lain lampu, kamera, setting,
property, kostum, make up, dll. Semua itu wajib dipersiapkan dalam pembuatan
film guna mendukung maksimalnya hasil yang didapat. Dengan maksimalnya hasil pembuatan
tersebut, maka penonton akan suka terhadap film kita.
6.
Menentukan
budget
Setelah
menentukan alat-alat teknis yang dibutuhkan; menentukan pemain yang diinginkan;
menentukan tempat pembuatan film, maka kita harus merencanakan anggaran yang
dibutuhkan agar tidak melebihi budget yang sudah ditentukan. Hal ini perlu
dilakukan karena terkadang kita dalam menggunakan anggaran tersebut melebihi
batas. Semisal anggaran itu melebihi budget, maka kita bisa menyiasati dengan
menyewa, entah itu menyewa kostum, property, atau alat sehingga biaya yang kita
keluarkan tidak terlampau membengkak.
7.
Melakukan
syuting dan editing
Setelah
semua hal termasuk peralatan sudah siap dan izin untuk melakukan pembuatan film
sudah turun, hal selanjutnya yang dilakukan adalah melakukan syuting. Proses
syuting dilakukan berdasarkan pada skenario yang sudah disiapkan di awal.
Proses syuting dapat dilakukan berkali-kali namun kita wajib memperhatikan
budget yang kita miliki. Jangan sampai pengeluaran itu terlalu besar. Selanjutnya
setelah proses syuting selesai dilakukan, kegiatan yang dilakukan setelah itu
adalah proses editing. Dalam proses ini, editor melakukan berbagai pengeditan
hasil syuting tadi sehingga didapati hasil yang maksimal sehingga enak untuk
ditonton.
8.
Melakukan
review dan revisi
Setelah
melalui tahap editing bukan berarti film yang kita buat sudah siap untuk
ditayangkan. Perlu adanya proses review terhadap film yang kita buat tadi.
Kegiatan review dilakukan untuk mengetahui apakah film yang kita buat sudah
sesuai atau belum dengan skenario; apakah scane yang kita buat sudah baik
belum. Jika scane yang kita buat kurang sesuai atau cacat, maka perlu dilakukan
revisi. Proses revisi itu bisa dalam bentuk pembuangan atau penggantian scane
dengan yang baru. Hal ini perlu dilakukan untuk membuat hasil film yang kita
buat maksimal dan layak untuk disaksikan oleh semua penonton yang ada sesuai
dengan sasaran kita.
9.
Membuat
promosi
Film
yang kita buat belum dikatakan berhasil apabila tidak disaksikan oleh banyak
orang. Untuk itu, perlu adanya promosi agar banyak orang yang tahu dan tertarik
untuk menyaksikan film tersebut. Banyak cara yang bisa ditempuh untuk
mempromosikan film kita diantaranya melalui webstite, blog, twitter, facebook,
poster, trailer, dan media-media yang lain. Melalui media-media tersebut,
diharapkan banyak orang yang tertarik dan akhirnya menyaksikan film yang kita
buat ini.
10. Memasukkan
dalam DVD
Setelah seluruh proses persiapan, pembuatan, dan
revisi selesai. Kita bisa memasukkan film tersebut ke dalam DVD dan kita
gandakan. Adapun tujuan dilakukannya hal itu adalah sebagai arsip pribadi
ataupun untuk keperluan promosi sehingga banyak orang yang tertarik untuk
menyaksikan film yang telah kita buat itu.
Demikian
di atas adalah teknik-teknik dasar yang dapat kita lakukan apabila
kita ingin membuat sebuah film. Namun, untuk lebih jelasnya apabila kita ingin
mendalami teknik-teknik tersebut, kita dapat mempelajarinya di kampus-kampus
yang menyediakan jurusan perfilman. Salah satu kampus yang menyediakan jurusan
perfilman adalah SAE Institute Jakarta. Di SAE Institute Jakarta, kita dapat
memperdalam pemahaman dan keterampilan kita dalam membuat film sehingga kita
mampu menjadi seorang film maker yang handal dan profesional.
Apabila
kalian berminat dan tertarik dalam pembuatan film, silahkan bergabung
dan mendaftar di SAE Institut Jakarta dengan cara mengklik link di bawah ini.
Semoga
informasi di atas bermanfaat bagi semua dan sukses selalu dunia perfilman
Indonesia!
No comments:
Post a Comment